Ada yang sangat Kekurangan ada pula yang Berlebih dalam hal Harta Benda.Jika kita merenungkan semua penomena ini dengan seksama niscaya kita dapat mengambil kesimpulan bahwa inilah kehidupan yang berpasangan,Ada si kaya dan ada si Miskin.
Namun kita sering mendengar dan menyaksikan Manusia pada akhir Zaman ini sangatlah berlomba-lomba dalam mencari Dunia,Seakan tak ada lagi Tujuan Hidup selain mendapat Kesenangan Dunia.
Mulai dari Pangkat,Jabatan,Harta dan Wanita,Itulah yang di kejar dari mulai bangun tidur Hingga mau Tidur.Berangkat Pagi Buta Pulang Hingga Larut malam,Manusia memang membutuhkan Kehidupan yang layak,Namun Kematian Pasti akan menimpa kepada Makhluk yang Bernyawa.
Bekal Kematian haruslah dipersiapkan untuk menjalani Kehidupan Abadi di Akhirat kelak,Dari amal Ibadah,Infaq Shodakoh,Hingga Ketaatan kita terhadap Hukum dan Ketetapan Alloh.
Harta hanyalah Titipan dari Alloh sebagaimana Firmannya :
"berimanlah kamu kepada Alloh dan Rosul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari Hartamu yang Alloh telah meminjamkan Kepadamu"(Qs Al-hadid :7).
Dan berikanlah kepada Mereka sebagian dari Harta yang Alloh karuniakan-Nya kepadamu...(Qs- An-Nur :33).
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Alloh kepadamu (Kebahagiaan) negeri Akherat,dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada Orang lain) Sebagaimana Alloh telah berbuat Baik kepadamu, Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat Kerusakan.(Qs Al-Qashash : 78).
Sesungguhnya Sumber harta yang kita dapat itu pasti akan dipertanggungjwabkan dihadapan Alloh,
Sebagaimana Alloh berfirman :
"Dan janganlah kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan jalan Bathil.Dan (janganlah) Kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim,Supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain itu dengan (jalan) Berbuat Dosa,Padahal Kamu mengetahuinya.(Qs- Al-baqarah: 188).
Beragam cara ditempuh untuk mencari Harta Kekayaan,Baik dengan bernisnis (Jual-Beli) menjadi karyawan dan Profesi Profesional lainnya.
Namun pernahkah kita kembali mencek & Ricek Kembali apa yang telah kita usahakan dan dapatkan itu murni Halal ataukah malah bercampur dengan hak orang lain yang kita dzolimi.
Masihkan Perusahaan/perdagangan yang kita Dirikan dan kita Kelola masih mengandung Harta dan Transaksi Riba yang di haramkan Alloh ?
Padahal Alloh telah Menghalalkan Jual Beli dan Mengharamkan Riba,
"orang-orang yang makan [mengambil] riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syetan lantaran [tekanan] penyakit gila.
keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata [berpendapat] sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. padahal Allah telah meng halalkan jual beli dan meng haramkan riba.
orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya lalu terus berhenti [dari mengambil riba] maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu [sebelum datang larangan] dan urusannya [terserah] kepada Allah. orang yang kembali [mengambil riba], maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka. mereka kekal didalamnya. Allah memusnakan riba dan menyuburkan orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa." (Al Baqarah:275-276)
Dalam Ayat lain Alloh juga Berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan. dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang kafir." (Ali Imran:130-131).
Begitu Tegas dan Jelas apa yang telah Alloh Firmankan dalam al-qur'an,Sudah sepantasnyalah kita berhati-hati dalam mencari Rezeki,Harta melimpah bisa menjadi adzab di Akhirat jika Sumber harta yang kita dapatkan tidaklah halal.
Harta yang pas-pasan adalah lebih baik jika harta itu halal dan terbebas dari Riba,
Hidup Cuma sekali carilah yang diridhoi illahi,Jika Ajal sudah menjemput tak bergunalah Harta,jabatan,Perusahaan Serta keluarga yang kita cintai.
Di Kubur hanya sendiri,hanya Amal shalih yang menemani
Jika kita Masih beramal Ribawi,Lantas bagaimana kita bisa Selamat dari adzab illahi.
(AM-GARR)